LiFe Is FuLL Of ---- >> SeCreT anD LieS,,
sO.. wHen You Get ScRewD oVer, Don’T aCt SurPriZeD
I Guess, Things HAPPEN for REASON. Tears Eventually Fade and ONE DAY Everything Will Be EXACLY How It’s Supposed To Be. MOVING ON is a PROCESS and You Have to PROMISE Yourself That You’re Really Ready To LET GO…
If yOu LooKeD iNsiDe a GIRL… what you’ll see THE MOST is How hard it is to STAY STRONG when NOTHING is RIGHT and EVERYTHING is WRONG…
LOVE is patient, LOVE is kind,
It doesn’t ENVY, it doesn’t BOAST, it is NOT PROUD,
It is NOT RUDE, it is NOT SELFSEEKING, it is NOT easily ANGERED, it keeps NO RECORD of WRONGS,
LOVE doesn’t DELIGHT in EVIL but REJOICES with the TRUTH,
It always PROTECTS, always TRUSTS, always HOPES, always PERSEVERES,
LOVE NEVER FAILS…
-LOVE is for LOSERS-
And I Guess I’M ONE OF THEM…
"GREEDY"
Postingan Setelah Sekian Lama (PSSL)
Siang Sepoi Sepoi
Blogku oh blogku...
I Like HARAJUKU style....
Harajuku adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dori), department store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat.
Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.
Sebetulnya sebutan “Harajuku” hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Keshi. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.